2012-09-11

[FF/Oneshoot] TEUKILA Series I : I'm Coming Back Home

READ ANOTHER FANFICTION:
[FF/Oneshoot] THEY DON'T KNOW ME - 'ChulHyuk' Brothership



Author : Sheilanda Khoirunnisa (Sheilanda Park / Park Soo In)

Main Cast : Super Junior Leeteuk and Park Soo In (OC)

Genre : Romance, Drama, family, comfort

Disclaimer : The casts are belong to God, Their Family and Themselfs. The 'Story and Plot' are mine <3

Warning : Typo(s)


FF INI DILINDUNGI OLEH ALLAH SWT

They Don't Know Me

Leeteuk POV
Perjalanan dari Bandara menuju dorm. Kulihat semuanya tertidur. Aku juga ingin tidur tapi aku tidak bisa tidur. Siang ini terlihat masih seperti pagi. Matahari sama sekali belum terlihat batang hidungnya. Badai belum berhenti juga. Padahal sudah sehari aku, Yesung, Shindong dan Eunhyuk tertahan di Taiwan. Menurut berita sih badai ini memang akan berlangsung tiga hari.

Sejak tadi aku tidak berhenti online di twitter. Mencoba mengingatkan para ELF agar tidak datang ke Bandara atau mengikuti kami. Tapi sepertinya itu sia-sia. Padahal ini semua demi keselamatan.

Tidak ada yang baru di Twitter. Oh iya. Aku baru ingat sesuatu. Bukannya tadi pagi dia meneleponku.

Ku check Kotak Missed Call. Benar kan? Tapi kenapa tidak menunggu sampai Teleponnya kuangkat?

Tanganku mulai mengetik pesan singkat.

 'Ada apa? Apa ada masalah?'

Kutunggu beberapa menit, tapi tidak ada balasan.

"Leeteuk ssi, ayo turun sudah sampai." Junghoon Hyung mengagetkanku. Eh iya ini sudah sampai dorm. Aku turun duluan dari van. Junghoon Hyung masih sibuk membangunkan Dongsaeng-deul ku.

"Leeteuk ssi, siap-siap untuk jadwal selanjutnya, ne? Ingatkan adik-adikmu. Hyung mau menengok rumah sebentar."
Aku tertawa kecil mendengar ucapan manager kami yang satu itu. Pasti dia sudah merindukan noona ipar. 

Ngomong-ngomong,...  Apa dia merindukanku juga. 

Aish,.. Pasti karena itu dia tadi menelepon. Sialnya handphoneku ada di tas. Karena di Bandara sangat ramai, aku tidak bisa mendengar bunyi Ring Tone-ku.

"Sial, aku ketiduran,... Rencanaku untuk selca gagal total." Yesung berkata dengan muka bantal-nya.

"Kau tadi kan yang tidur paling awal, Hyung!" Eunhyuk malah meledeknya. Yesung kelihatannya semakin jengkel. Dia berjalan duluan meninggalkan kami. Kulihat Shindong masih tertahan di sebelah van. Dia sedang bertelepon dengan seseorang. Jangan tanya itu siapa. Couple yang satu itu memang selalu ngobrol di setiap ada kesempatan.

Aku jadi merasa bersalah. Sejak masa promosi SFS, sampai berganti promosi SPY, dan sekarang masa promo sudah hampir selesai, aku belum pernah menemuinya. Dan kami juga jarang berkomunikasi. Apa yang harus kulakukan?
***

Sudah dini hari. Aku memutuskan untuk tidak menginap di dorm malam ini. Dan di sinilah aku sekarang. Berdiri di samping mobil putihku. Menatap pintu rumah yang tak terlalu besar tapi cukup indah di hadapanku. Enaknya aku masuk atau tidak?
Kuambil kunci duplikat rumah ini di dalam saku. 

Dengan perlahan sekali aku mulai membuka pintu coklat yang tinggi menjulang ini. Dia pasti sudah tidur. Aku tidak ingin membangunkannya.

klek,..

Pintu terbuka. Aroma wangi lavender segera merajai indra penciumanku. Tidak berubah. Masih sama seperti sejak terakhir kali aku ke sini. Kakiku berjalan masuk. Suara televisi terdengar sangat keras dari ruang Tengah. Aku segera menuju ke sana.

Apa yang kulihat?

Dia tertidur dengan nyenyaknya di sofa panjang. Tubuhnya tertekuk ke samping menghadap ke televisi. Ada yang berubah darinya. Rambut itu... Kenapa potong rambut tidak bilang padaku. Tidakkah itu terlalu pendek untuk seorang yeoja? Lihat saja mukanya, menjadi semakin mirip Oppa-nya. Huff,....

Dia terlihat lelah. Dia pasti kesepian.

Kulihat perlahan matanya terbuka. "Oppa~" Serunya.

"Kenapa tidur di sini?"

"Oppa~" Serunya lagi. Dia segera beranjak bangun lalu memelukku. Erat sekali. "Bogosipo~

"Nado~" Tanpa sadar aku tersenyum. Wajar kalau dia begini. Namanya juga anak kecil.

"Oppa, akhirnya kau pulang."

"Iya Oppa pulang."

Dia semakin mengeratkan pelukkannya. 

"Soo In ah, jangan terlalu erat, Oppa tidak bisa bernafas."

Aku tahu anak ini mendengarku. Tapi dia tidak peduli. Pelukkannya masih betah bertengger di tubuhku.

Krruuukkk,

Bunyi apa itu?? Aishhh... memalukan,..

"Oppa~ Kau belum makan ya?" Soo In segera melepas pelukannya. Aku jadi ingin tertawa melihat ekspresi bicaranya yang selalu dilebih-lebihkan. Persis seperti Oppa-nya.

"Belum." Kataku seraya menggeleng.

"Kalau begitu aku akan memasakkanmu sesuatu."

Anak itu dalam sekejap mata tiba-tiba sudah berlari ke dapur. Kutarik tangannya dari belakang. Aku tertawa lagi. "Sejak kapan kau memasak, Soo In ah?" Ledekku.

"Ah,.. Oppa ketinggalan jaman. Sekarang aku ini pandai memasak. Setiap hari aku memasak. Hari ini juga. Tapi makanannya sudah terlanjur dibawa pulang Kwon Ahjuma."

"Jinja?"

Soo In mengangguk.

"Oppa tidak percaya kalau tidak melihat dengan mata kepala Oppa sendiri."

"Kalau begitu Oppa harus melihat."

Dengan penuh percaya diri, Soo In melengang ke dapur. Aku mengikutinya. Sampai di dapur, dia menyuruhku duduk di kursi makan. Memang benar, dari sini view nya tepat sekali untuk memandanginya.

Soo In mulai mengeluarkan bahan-bahan makanan dari kulkas. Gayanya sudah seperti koki profesional saja. Dari tadi bibirku tak berhenti mengulum senyuman. Tangan kecilnya dengan cekatan memegang pisau dan memotong sayur. Ini pertama kalinya aku melihatnya memasak.

"Oppa,.. mulai sekarang Oppa harus sering pulang ne~ Aku sudah susah payah belajar masak agar Oppa sering pulang."

"Haha. Jadi karena itu."

"Iya,... Kalau Oppa tidak sering pulang, kapan kita akan punya baby? Apa Oppa juga tidak ingin cepat punya, Baby?"

"Tentu saja Oppa ingin...."

"kkk..." Dia malah terkikik tidak jelas mendengar jawabanku. 

Anak itu... Aku jadi ingat saat dulu Heechul pertama kali membawanya ke dorm. Karena dia sangat pendek, semua member mempermainkannya seperti boneka. Masih kental di ingatanku saat Heechul marah besar karena itu.
 
Oh iya,.. apa ... Soo In sudah tahu berita itu? 

Salahku juga kenapa tidak memberitahunya dari awal. 

Bagaimana aku harus memberitahunya. Tapi bagaimana kalau dia sudah tahu. Kalau aku akan segera pergi menyusul Oppa-nya ke lapangan militer.

"Ta Raaaaa,.... Teokbeokki-TeukiTeukiEeeTeuk ala Chef Soo In Park, Haha,..." Dia tiba-tiba sudah mencul di hadapanku. Ah,.. aku tadi melamun ya.

"Aaaa,..." Soo In menyuapkan satu kue beras itu ke mulutku.

Rasanya,... ini karena aku lapar atau kue beras ini memang enak ya?

"Eotte?"

"Teokbeoki macam apa yang penuh dengan sayuran seperti ini?"

"Tapi enak kan? Lagipula sayur kan bagus untuk kesehatan, Oppa. Juga sangat baik untuk pria tua sepertimu."

"Anak kecil,.. kau harus sopan pada orang tua~"

"Sudah makan saja,.. kenapa kau cerewet sekali sih Ahjussi...."

Soo In menjejalkan satu lagi kue beras ke mulutku. Anak ini benar-benar,... aishhh,...

"Saat Oppa pergi wamil nanti, aku akan sering menjenguk Oppa dan membawa banyak makanan. Aku akan lebih giat belajar memasak lagi setelah ini." Katanya. Kulihat matanya mulai merah dan berkaca-kaca. 

Mood-nya berubah secapat kedipan mata. Kuletakkan jariku di bawah dagunya. Memintanya untuk menatapku. Kuhapus tetesan air mata di pipinya.

"Mianhe~" Ucapku. "Mianhe karena Oppa tidak memberitahumu."

"Gwaenchana. Oppa tidak usah memberitahuku, aku sudah tahu. Apa Oppa lupa kalau Oppa itu adalah Leeteuk, Leader Super Junior yang sangat Populer itu."

Aku tersenyum tipis. My 19 years old wife is very mature. Tidak salah aku memilihnya. "Saranghae~" Ucapku.

Soo In segera memelukku lagi. Dalam hati aku berjanji. Mulai malam ini, aku akan tetap tidur di rumah setiap hari sampai keberangkatanku. Oppa akan menemanimu Soo In ah. Oppa tidak akan membiarkanmu kesepian lagi. Setidaknya sampai Oppa berangkat. 


FIN

*kkkk,... khayalan tingkat tinggi author.... Bagaikan berharap memeluk bulan,... XD*

credit pic to the owner :)

No comments:

Post a Comment